Normal pov
Udara kota seoul malam ini sungguh mencekam, beberapa dari penduduk kota memutuskan untuk tidak beraktivitas. Kecelakaan terburuk yang terjadi dalam sejarah kota seoul ini membuat sebagian besar masyarakat seoul shock. Kapal sewol yang membawa sebagian besar murid kelas 3 seoul nation ini karam diperairan pulau jindo. Tujuan kapal sewol ini sebenarnya yaitu pulau jeju. Pulau indah diselatan korea, yang juga merupakan tujuan wisata para murid kelas 3 seoul nation yang baru saja menyelesaikan final exam.
One week later…
9 april 2014
Seorang gadis blonde yang memakai seragam seoul nation tampak asyik mengobrol dengan gadis mungil, dan gadis ber-eye smile dilorong kelas. Mereka terkenal dengan high class nya. Siapa yang tak tahu mereka. Kaya, cantik, feminim sungguh ciptaan yang sempurna.
“Jess.. 4 hari lagi final exam, kau belum melihat jadwal belajar kelompok?”tiffanny, membuka suaranya. Ia sedikit khawatir.
“For what? Aku bisa belajar sendiri..”balas yeoja blonde dengan santai. Bahkan acuh.
“Are you crazy? I know u ar a smart, but…think again.. setidaknya kau membantu mereka yang hmm…ya begitulah…”sunny membujuk temannya yang keras kepala ini. Ia bahkan tahu jessica tak memerlukan kelompok itu. Namun ada alasan lain yang mendorong sunny untuk membujuknya.
“Oke..oke…stopped..aku akan melihat jadwalku..arrachi?” Jessica menatap kedua sahabatnya itu. Dan hanya dibalas anggukan dari sunny dan tiffanny.
Mengesalkan…sungguh sangat mengesalkan.. kalau bukan karna sunny dan tiffanny…aku tak mau berjalan sejauh ini menuju mading sekolah…sial…
Jessica mengomel pelan selama berjalan menuju mading sekolah yang terletak didekat perpus. Beberapa namja yang dilewatinya beracting sebaik mungkin. Mereka berharap jessica melihat kearahnya. Namun sayang hal itu gagal.
“Oke…let me see…”jessica memainkan telunjuknya kederetan nama yang ada di mading. Ia mencari namanya.
“Ini..” ia berhasil menemukannya. “Yonna, sooyoung, hyoyeon, yuri, jessica…” ia membacanya dan sedetik kemudian. “YAA!!siapa yang membuat kelompok belajar ini!!!”teriaknya.
“Aku… kenapa cuma aku wanita disitu.. dan aishhh… mereka yonna, hyo,soo anak basket menyebalkan dan kwon yuri? Ketua osis sok paling sempurna aishh…”jessica mengacak rambutnya. “seseorang telah memanipulasi data ini..aku yakin” seseorang melihatnya dari tadi. Ia memperhatikan jessica yang mengomel tidak jelas. Namja tanned itu berdiri disebelah jessica yang masih saja mengutuk jadwal kelompok belajar itu.
“Terima saja..”
“Yaa!! Apa katamu?”jessica menoleh kearah suara itu.
“Bukankah asyik jika kau sendiri wanita disitu..lagipula…”namja ini memberi jeda disela pernyataannya. “Kau pintar dan ajarkan kami hahaha…” namja itu sedikit memberikan wink kearah jessica.
“Yayaya!! Kwon yul..sayangnya aku tak mau satu kelompok dengan rival ku..” balas jessica sambil menyilangkan tangannya.
“Kau harus menerimanya..dan..”yuri melihat sekilas jadwal itu. “Nanti malam kami akan kerumahmu..karna kau ketua kami..see you later leader sica..hahaha” jessica tersadar, ia melihat jadwal itu lebih detail lagi.
“Omo!!! Aku bisa gilaaa…” suara frustasi perlahan keluar dari bibir jessica. Sunny dan tiffanny yang melihat itu segera mendekati jessica. Mereka hanya mengelus punggung jessica. Tidak berani komentar disaat seperti ini.
Keempat namja cute sedang bercengkrama di depan gerbang sekolah. Ini sudah pukul 6 sore dan para siswa sudah diperbolehkan pulang.
“Kau tahu kwon ini hal terburuk daripada penolakan seohyun terhadap proposal cintaku…”kesal yonna.
“he’em..ini lebih parah daripada sunny menolakku..”
“dan nicolee yang diungsikan jessica agar tak berdekatan dengannku…aku benci yeoja itu..”hyo mengungkapkan dengan nada yang kecewa.
Yuri tersenyum tipis, ia mendengar keluhan ketiga temannya itu. Ia mengerti namun ia juga tidak menolak jika satu kelompok dengan jessica. Rivalnya selama tiga tahun di seoul nation.
“Let me ask something..” yonna menatap yuri tajam.
“Kenapa kau menerima jadwal ini? bukankah dia rivalmu? dia selalu mengalahkan mu kwon dibidang akademik..padahal aku tahu…kau…”
“aniyo..dia memang lebih pintar dari ku..”balas yuri santai.
“Aku rasa…” kini giliran soo yang menatap tajam kearahnya “kau..menyukainya..hahaha” kalimat soo ini berhasil membuat keempat namja ini tertawa.
“Ehem..”deheman seseorang ini menghentikan kesenangan 4 namja itu. Yonna, soo, dan hyo terdiam membisu. Bagaimana pun mereka hanya berani dibelakang yoeja blonde ini.
“Kajja..” yuri bersiap dengan sepedanya. dan begitupun yonna, soo, dan hyo.
“Oke..sekarang aku yang jalan sendiri..kalian akan naik itu huh?”
“jadi harus bagaimana?” yonna menyikut soo yang tidak sengaja mengatakan hal seperti itu. Ditambah nada soo yang cukup tinggi.
“Arraso..sudah jalanlah..kalian tahu rumahku..bilang saja kalian akan belajar kelompok denganku..ahjumma lee nanti akan membukakan pintu untuk kalian..” jessica berjalan mendahului mereka. Ia tak peduli. Sungguh gadis yang mandiri. Orangtuanya kaya namun dia memilih jalan kaki, karna menurutnya rumahnya tidak terlalu jauh.
“Sudah kalian duluanlah..”yuri mengintruksi ketiga sahabatnya.
Yuri turun dari sepeda bmx hitam kesayangannya. Ia menyamakan langkahnya dengan jessica.
“Ka..ka..kauu…”
“Hmm..terlalu berbahaya bagi seorang yeoja untuk berjalan selarut ini bukan?” Tanya yuri yang tetap memandang lurus kedepan.
Jessica tak berbicara apapun selama perjalanan itu. Ia diam. Begitupun yuri. Mereka larut dalam pemikiran masing-masing.
“Masuklah…”jessica membukakan pagar rumahnya. Mempersilahkan yuri masuk. “Hmm..”yuri mendorong sepedannya dan meletakan sepedannya disebelah sepeda yonna,soo,dan hyo yang tersusun rapi.
Rumah yang sangat sederhana, kesan ornamen korea masih terlihat jelas dirumah ini. Jessica lebih memilih tinggal dengan ahjuma lee, orang kepercayaan keluarga jung. Hal itu karena jarak sekolah jessica yang berada jauh dari kota.
“Wah.. makanannya enak yull…kauu harus mencobannya..” kelakuan soo dan yonna masih belum berubah. Mereka masih asik menikmati makanan yang disuguhkan ahjumma lee.
“Aku ganti baju dulu.. kalian makanlah..” jessica pamit dan naik keatas rumah ini.
“Yull…stt…yull…”hyo memanggil yul yang sedari tadi memandangi jessica naik ketangga rumahnya.
“Aishh.. wae??” yuri mendekat kearah ketiga namja yang asik dengan ramyun buatan ahjumma lee.
“Kau..tak ingin memakan ramyun mu??”tanya soo.
“Ani…makanlah…”yuri yang sebenarnya lapar lebih memilih membuka bukunya.
“Oh iyaiya..kau kan sedang ingin bertarung dengannya…hahaha”soo menyeruput abis makanan yul. Yonna juga kebagian sebagian ramyun yang direlakan yul itu.
“Maaf..terlalu lama..ayo kita mulai.. kita mulai dari…”jessica membolak balik bukunya. “Ini saja..” yuri memberhentikan kertas yang dibalik jessica. “Oke..ini menyelesaikannya begini…”
Jessica menerangkan satu persatu cara cepat mengerjakan soal matematika. Yonna, soo, dan hyo menyerah mereka memutuskan untuk pulang pada pukul 9 malam. 2 jam bersama buku-buku matematika itu cukup membuat mereka mual.
Kini yang tersisa hanya yuri dan jessica. Mereka masih sanggup membahas soal-soal matematika. “Yul..aku tak mengerti pada volume lingkaran ini..aku selalu salah perhitungan..”jessica mendekatkan diri ke yuri. Yuri langsung mengajari jessica. Ia menjelaskan dengan lembut dan santai.
“Aku heran kenapa kau selalu jadi yang kedua…heheh” jessica terkekeh kecil. Yuri melihat kearahnya. Ia tersenyum.
“Sebenarnya kau lebih pintar dari ku yul.. tapi..” jessica memfokuskan dirinya menatap yul. Mereka terjebak antara tatapan itu.
“Tapi..kau lebih pantas sica..”senyum yuri. Jessica tersenyum dan melanjutkan lagi pembahasan mereka. Terkadang yuri juga mengejek gaya jessica ketika mengajarinya. Mereka menjadi dekat untuk beberapa jam itu.
“Sudah jam 12 yul..kau tak pulang?” Yuri memberhentikan tulisannya. “Hmm..iya aku harus pulang..aku harus membuka toko juga…” yuri tampak memasukan buku-bukunya. yuri tinggal sendiri, orangtuanya sudah bercerai cukup lama. Dan memilih meninggalkan yuri. Namun yuri memutuskan untuk membuka supermarket kecil sebagai biaya hidupnya. Ia namja yang mandiri. Ia bahkan tak memakai uang kiriman orangtuanya. Ia menganggap hidupnya hanya ada dia dan teman-temannya.
“Terima asih untuk hari ini sica…”
“Nado yul..“
Keesokan harinyaa…
10 april 2014
“Morningg tiff, sunny…” jessica mengambil posisi duduknya disebelah tiff dan sunny.
“Sepertinya ada yang lagi..” sunny melihat kearah wajah jessica yang begitu tampak bahagia.
“Apa kerja kelompokmu menyenangkan…”celoteh tiffanny membuat jessica sedikit tersadar.
“Not bad..heheh..”senyum jessica.
“Oww..sepertinya seseorang merindukan kekasihnya..”tiff dan sunny saling membuang muka ketika taeyeon masuk kekelas.
Taeyeon adalah pacar jessica. Ia tekenal dengan tim sepak bola sekolah yang dipimpinnya. Ia tidak terlalu pintar namun terkenal playboy.
“Baby..” jessica menoleh kearahnya.
“Aree you fine?” Namja itu memberi morning kiss dikening jessica dan dibalas dengan senyuman oleh jessica.
“Maaf aku hilang kabar selama seminggu kemarin..aku sibuk baby..”kini taeyeon memegang tangan jessica.
“Aniyoo…tidak apa apa aku mengerti…” kedua sahabatnya yang melihat adegan itu lagi.hanya bisa memutar matanya.betapa bodohnya seorang jung ketika dihadapan taeyeon yang selalu berselingkuh darinya. Walaupun permainan cantik taeyeon itu belum pernah terlihat oleh jessica. Hanya kedua sahabatnya yang tahu.
“Apa nanti malam kau ada acara sica??”
“Hmm…aku harus belajar kelompok…”
“oh..yang benar saja..untuk apa huh!? sudahlah mari kita jalan-jalan saja arrachi?”
“Tapi tae…”
“stt…aku tunggu sepulang sekolah..oke byee..” tae meninggalkan kelas jessica.
“Kita benar-benar akan ke gangnam tae?”
“hmm.. kenapa hanya butuh 2 jam kesana..” tae memasangkan seat beat jessica.
“Hmm baiklah..” jessica pasrah.
Seseorang mengikuti mereka walau hanya bermodal sepeda bmx keluaran 2001 miliknya, ia mencoba mengikuti mobil bmw hitam. Walau ia ketinggalan jauh tapi ia tetap mengikuti arah jalannya mobil itu.
Jessica menghabiskan waktu bersama taeyeon. Ia menonton film drama yang romantis dan makan malam direstoran berkelas. Namun ahkirnya…
“Sica..aku akan kembali..aku ada urusan sebentar..”tae beranjak dari bangkunya. Jessica tahu apa maksud tae. Ia keluar dan meninggalkan restoran itu. “Kau berbohong lagi…”gumam jessica sembari berjalan menuju subway terdekat.
Seorang yang mengawasinya sedari tadi mengikutinya lagi dari belakang. Ia mengayuh sepedannya pelan. Jessica menyadari bahwa ada seorang yang mengikutinya. Ia menoleh kebelakang.
“Kwon…” namja itu menghentikan sepedannya dan tersenyum kearah jessica.
“Kau..dengan sepeda ini…oh my god…kwon itu sungguh gila…”jessica menatap tidak percaya kearah yuri. Yuri hanya tersenyum dan mengelap beberapa keringatnya yang berjatuhan.
“Apa kau sudah makan yul?”
“Belum..”
“kajja~” jessica menarik tangan yuri. Yuri sedikit terkejut dengan tangan kirinya yuri tetap mendorong sepeda kesayangannya itu.
Mereka berhenti pada suatu stand makanan di gangnam city. Makanan yang panas yang sengaja disediakan disatu tempat besar. Penggunjung tinggal mengambilnya dengan sumpit yang disediakan dan tak lupa pula saus yang ada.
“Kau tampak lapar sekali kwon..hahaha”jessica menertawai yuri yang mengunyah makanannya dengan semangat.
“Mengayuh sepeda dari busan ke gangnam itu menguras energi sica heheh..” yuri mengungkapkannya dengan susah payah.
Mereka larut dengan indahnya malam. Jessica merasa dia sangat nyaman bersama rivalnya ini. mereka berjalan menuju subway, hujan deras mewarnai perjalanan mereka. Baju jessica dan yuri kini basah sempurna. Yuri berjalan menuju jessica yang tengah kedinginan.
“Aku sudah membeli tiket..kita hanya tinggal menunggu 15 menit lagi..”yuri duduk disebelah jessica.
“Kau kedinginan?” Jessica hanya mengangguk. “Yuri mengeluarkan jacketnya yang disimpannya didalam tas. “Pakailah..”yuri menyodorkan jaket berbahan katun itu. “Mungkin cukup untuk menghangatkanmu..”jessica tesenyum, ia berfikir kenapa kwon yang disampingnya saat ini.
“Yurii..keretanyaa..”jessica berdiri dari tempat duduknya dan diikuti yuri. Mereka naik kedalam kereta dan mengambil sisi sebelah kanan pojok kereta.
“Ini akan menjadi malam yang panjang yul…hehe” jessica tersenyum kearah yuri yang duduk disampingnya. Mereka saling bertatapan. Sedetik kemudian mereka membuyarkan padangan.
“Tidurlah..”
“Hmm…”jessica menyender dibahu yuri. Yuri hanya diam. Terdiam seiring degub jantung jessica yang teratur. Menandakan gadis blonde itu tengah tertidur. Ia bersyukur merasakan hal itu.
00.50am
Kereta itu berhenti di busan railway, setelah menempuh perjalanan 20 menit. Hari yang larut membuat yuri enggan membangunkan jessica. Ia mengendong belakang jessica keluar dari kereta. Ia hampir saja melupakan sepedanya. Seorang petugas memberikan sepeda itu dan yuri kini meletakan tubuh jessica pada batang depan sepeda dan menyandarkan kepala nya tepat di dada yuri. Dengan perlahan, tanpa mengusik ketenangan jessica. Ia mengayuh sepedanya lagi. Beberapa mata melihat dua sejoli ini, dan tersenyum. Yuri menikmati malam ini, walaupun ia merasakan letih yang teramat, bahkan ia sedang terkena demam akibat baju basah yang masih digunakannya.
Ia sampai dikediaman ahjuma lee. Ia mengendong jessica masuk kerumah berornamen korea kental itu.
“Ahjumaa… dimana kamar jessie?”
“Diatas sana..”ahjumaa menujuk kearah loteng rumah ini.
Yuri bersusah payah menaiki anak tangga. Ini karena beban yang dibawanya. Setelah berjuang cukup ia menemukan kamar jessica. Kamar yang benuansa pink putih itu sangat mengambarkan bahwa jessica adalah gadis feminim. Yuri merebahkan tubuh jessica ditempat tidur. Ia melihat jessica untuk beberapa detik. Lalu meninggalkannya.
“Ahjumma…bisakah kau menganti baju sica..mungkin ia kedinginan..”
“Ne..terima kasih tuan muda sudah mengantarkannya..”
Yuri hanya tersenyum dan berpamitan untuk pulang.
Keesokan harinya…
11 april 2014
“apa kalian melihat yuri?” Jessica bertanya pada orang yang melintas dihadapannya.
“Ehem..sepertinya ada yang kehilangann…”sindiran sunny yang diselingi senyuman tiffanny.
“Jangan menyindirkuu disaat seperti ini…” jessica masih sibuk bertanya dengan siswa ataupun siswi yang lewat dihadapannya. Namun hasilnya mereka tak melihat ketua OSIS itu sejak pagi tadi.
“Yonna…”teriak jessica sambil mengejar yonna yang sedang menunggu seseorang didepan gerbang.
“Kyaa..uhh.. apa…kau…melihat…yuri?” Jessica mengungkapkannya dengan susah payah. Ia tak terbiasa lari.
“Aku juga belum melihat kwon pabo itu..”
“aku jugaa…”soo dan hyo bergabung bersama yonna dan jessica.
“Bagaimana kalau kita kerumahnya?”ide jessica yang mendapat tolakan dari yonna, hyo, dan soo.
“Mian sica.. kami sudah punya janji..sampaikan salam kami padanya arrachi?”
“Baiklah..”
Jessica menuju rumah yuri, ia melihat rumah yuri yang sederhana dimana dilantai bawah digunakan untuk swalayan kecil miliknya. Tapi sepertinya swalayan ini tidak buka hari ini.
Jessica mencari bel disamping rumah itu. Ia memijitnya beberapa kali. Namun tidak ada jawaban. Ia mencoba memegang gagang pintu. Dan “huh? tidak terkunci..” ia masuk dan menutup kembali pintu itu. Ia mencari yuri dilantai atas. Namun tidak ada yuri. Rumah ini kosong sepenuhnya. Ia memutuskan untuk keluar.
“Kemana kau kwon? bahkan kau tak pamit padaku semalam..dan sekarang kau menghilang..”gumam jessica kesal.
Three days before the incident…
13 april 2014
hari ini merupakan final exam bagi anak kelas 3 seoul nation. Mereka akan berjuang sampai jam 9 malam nanti. Ujian ahkir memang momok paling menakutkan bagi seluruh siswa maupun siswi di seoul.
“Aku nervouss..”tiffannya memegang jantungnya. “Ani..kau hanya perlu santai..”ucapan sunny yang berbading terbalik, sedari tadi ialah yang sangat nervous. Bolak balik ia menge-check bolpen dan kartu ujiannya.
“Jess…stt..jesss…” sunny dan tiffanny memanggil jessica yang duduk didepannya.
“Hmm…”
“kau baik baik saja?” Tidak ada jawaban yang berarti.
“Dia kenapa tiff?”
“Entahlah.. ini mungkin karna kwon yang hilang kabar 2 hari..”
Mrs. Katy memasuki ruangan diikuti sesorang yang membawa beberapa lembar soal dan jawaban.
“Oke thx yul…”jessica yang mendengar nama itu, mendadak melihat kedepan.
“Oke guyss..aku harap kalian bisa menjawabnya dengan maksimal..jangan stress cukup berusaha dan berdoa arrachi?”
“Ne..ketua osis…”koor para siswa dan siswi lainnya. Yuri sedikit menoleh ke jessica dan tersenyum.
“Aku rasa jessica mulai menyukainya hihih..”bisik sunny dan disambut anggukan oleh tiffanny.
10 jam sudah mereka melakukan ujian ahkir untuk menentukan kelulusan mereka. tiffanny dan sunny memasang muka cemasnya ketika lembaran demi lembaran itu dikumpul.
Tidak dengan jessica, ia santai dan bersahaja.
“Hari ini para murid akan turun kejalan..kau ikut sicaa?”
Tanya sunny exicted.
“Aaaa…late night shoopingg… aku sudah tak sabar ke gangnam sicaaa…” tiffanny menyusun perlatannya dan bersiap beranjak.
“Aku tidak ikut..kalian saja..”
“Oke jess..jangan becanda…ayo bersenang-senanglah..”
Tiff dan sunny menarik tangannya keluar kelas. Ia merasa dua sahabatnya ini tak mungkin meninggalkannya. Dan mood jessica berubah ketika melihat tae yang mengandeng pacar barunya.
“Uh…pertunjukan baguss…”sindir sunny.
“Jess?”taeyeon melepaskan tangannya dari yeoja berambut hitam.
“Jess aku bisa menjelaskan..”
Jessica berlari menjauh dan tak ada satupun yang mengejarnya. Ia berjalan menuju rumahnya ditengah sore yang hampir fajar.
“Hmm…perlu tumpangan?” Suara itu, suara yang sangat familiar bagi jessica.
“Yurii…”jessica menghentikan langkahnya dan begitu juga yuri.
“Mari habiskan waktu bersama…”yuri tersenyum dorky dan berhasil membuat jessica duduk di sepedannya.
Mereka berkeliling didaerah busan. Mereka tidak mengikuti konvoi siswa ke gangnam. Mereka lebih memilih menghabiskan waktu di restoran kecil dipinggir pantai busan.
“Kau tahu yul…dulu aku sangat membencimu..kau selalu dibanding-bandingkan denganku…”
“tapi aku sadar kau ternyata baik..hehe maafkan aku menuduhmu seperti itu…”
“hmm… tidak apa sica..aku tak marah hehe” jauh didalam hati yuri ada sesuatu yang ingin ia sampaikan. Namun hal itu terasa sulit sangat sulit.
Beep~ Beep~
From: yoongg
One minute later
Kwon pabo…jika kau gagal lagi..aku akan mengutukmu..ungkapkan padanyaa..sekarang..
Yuri sedikit tersenyum membaca pesan dari yonna. Ia merogoh saku celananya dan mendapatkan sebuah kotak kecil.
“Yull…aku ingin pulang..aku kedinginan..”
Yul membatalkan usahanya, ia memasukan lagi kado kecil itu. Ia mengurungkan niatnya.
“Sica…”
“hmm..”
“Kau ikut kan wisata ke jeju nanti?”
“tentu… wae?” Yuri terdiam dan memutuskan untuk pergi.
“Dasar kwon aneh….”gumam jessica pelan. Namun ia bahagia.sangat bahagia bisa menghabiskan hari ini bersama yuri.
15 april 2014
seluruh siswa maupun siswi seoul nation menaiki kapal sewol yang bermuatan 500 orang ini. Wajah senang tampak diantara mereka. Jessica memakai jacket tebal begitupun tiffanny dan sunny. Udara pagi ini memang belum begitu cerah.
Perjalanan yang menempuh 5 jam itupun dimulai. Kapal mulai bergerak meninggalkan pelabuhan. Para siswa sebagian memilih untuk istirahat didalam.
“Yurii…” soo mengejutkan yuri yang sedari tadi hanya memandang seluruh lautan seoul dari atas kapal.
“Kau…kali ini tidak ada kata gagal..oh yang benar saja traktiran yang kau janjikan tak kunjung datangg..” yonna menceramahi yul yang diiringi anggukan soo dan hyo.
“Iya..bahkan mie ramyun pak lee sudah terbayang dibenakku..” hyo mengangguk keras atas pernyataan soo.
“Ya!! Ya!! Aku akan mengakuinya setelah kita sampai di jeju..”
“Hahaha dasar sok romantis..” cibir yonna yang dibalas tawa renyah oleh mereka.
Hampir 1 setengah jam perjalanan. Yonna, soo, dan hyo sudah kembali ke dalam. Yuri masih saja melamun diatas dek kapal. Ia memikirkan sesuatu. Ia sedikit takut. Dirogohnya lagi saku celananya. Melihat kotak kecil pink itu. Dan didalamnya terdapat cincin yang didalamnya berukir nama jessica.
“Apa dia akan menerimaku..”fikirnya.
“Aku bahkan tak bisa membuat dia hidup mapan..sadarlah yul, kau hanya pelayan swalayan kecil yang hidup pas-pasann..”
“Bahkan untuk membeli cincin ini saja kau harus membolos sekolah dan pergi ke pasar untuk mencari kerja sampingan…”
Yuri mendudukan kepalanya, ia meyakinkan dirinya. Meyakinkan bahwa ia pantas menjadi pendamping jessica kelak. Ia menghirup nafas berat. “Apapun ituu aku harus menerimanya… aku tak peduli jika aku tak sekaya taeyeon, setenar taeyeon, tapi aku…”yuri berhenti dijeda berikutnya “aku selalu bisa membuat dia tersenyum..” kini yuri tersenyum tipis.
Bruk~~
Sesuatu terjadi pada kapal. Yuri sedikit terjatuh akibat geteran yang terjadi. Kapal ini menabrak sesuatu fikirnya. Beberapa orang tampak panik. Ia melihat kesekelilingnya. Ia merasa ada yang tak beres. Ia memutuskan untuk menyusul yonna,soo, dan hyo.
“Yonna…bantu yang lain mendapatkan pelampung..” sifat pemimpin yuri disaat genting, semua orang mematuhinya.
“Ne..yul kau mau kemana?”Tanya soo panik melihat yul berlari berlawanan arah.
“Aku harus menemui jessica..kalian bantulah yang lainnya..”
Yonna yang mendengar suara yuri yang samar-samar itu memutuskan Mengajak soo dan hyo untuk naik keatas kapal dan membantu yang lainnya mendapatkan pelampung.
“Oke…pakai ini…”yonna menyerahkan 2 pelampung kepada soo dan hyo. Dan menyisakan satu pelampung untuk yul. “Cepatlah kembali yul..”gumamnya.
“Tiff…sunny…dimana jessica?” Tanya yonna panik.
“Jessica masih didalam, tadi aku dan sunny mencari udara segar..” tiff mulai frustasi karena keadaan yang semakin panik. “Pakai ini..dan naiklah ke skoci…palliwa..”
Pasokan pelampung semakin habis dan skoci perlahan turun dan meninggalkan kapal yang 45 drajat sudah miring. “Yonna…aku ragu mereka selamat..”ungkapan soo ini berhasil membuat yonna ingin membunuhnya.
Jessica dan yuri tampak berlari menuju kearah skoci terahkir yang ditempati yonna dan yang lainnya.
“Yull ini..”yonna menyerahkan pelampung itu ke yuri. Yuri tersenyum kepadanya.
“kau berhasil mengumpulkan semuanya..kau..aku bangga padamu yonna..jadilah pemimpin setelah ini..”
“Ya!! Yull aku tak butuh sanjunganmu itu.. cepat naik..” yuri malah berjalan menuju jessica.
“Pakailah..”
“Ani..”
“pakailah..”
“ANIYOO!!!” Bentak jessica namun tidak digubris yuri. Ia memasang pelampung terahkir itu ketubuh jessica. Ia menarik jessica kasar. Dan menyerahkannya ke yonna.
“Bawa dia..” yuri memundurkan langkahnya.
“Anii…yull…kumohonn…jangann tinggalkan akuu…kumohonn yull” jeritan dan tangisan jessica dihiraukan yul. Ia berjalan menjauh dari skoci, yonna menarik jessica masuk ke skoci dan skoci itupun menjauhi kapal. Jessica masih dalam tangisannya. Sunny memeluknya erat.
Yuri menunggu detik kematiannya. Ia berjalan masuk kebagian kapal yang terbenam. Ia merogoh sakunya lagi. Menemukan kotak cincin yang akan menjadi proposal pengakuannya dihadapan jessica. Harapan itu hancur seketika…
Aku rasa aku gagal lagi sica…
Maafkan aku…
Aku sungguh mencintaimuu…
Sungguh…
Tapi aku bahagia sica-yaa
Aku…. aku menyelamatkanmu..
Itu hal terpenting bagiku..untukuu… saat ini…
Saranghae sica-yaa
Yonna dan yang lainnya melihat bagaimana kapal itu tengelam..kapal yang seharusnya mengantarkan mereka ke pulau indah itu..kapal yang seharusnya mengatarkan jessica menemukan cinta sejatinya..seharusnya…
One weeks after incident..
“Sica aku akan merindukanmu..” tiffanny memeluknya erat. Jessica memutuskan untuk melanjutkan studynya di LA.
“Sica..ini…” yonna memberikan kotak putih kejessica. Jessica menyeritkan alisnya.
Tit~ tit~
Suara jemputan jessica mengahkiri salam perpisahan mereka. Jessica melambaikan tangannya untuk terahkir kali. “I will miss you guyss..” “miss you too..” balas tiff dan sunny.
Jessica memandangi kotak putih itu, ia membukanya. Sebuah kamera lomo yang sering yuri gunakan. Seluruh isinya adalah foto jessica sejak 3 tahun yang lalu sejak mereka bertemu di masa orientasi sekolah.
Jessica sedikit menitihkan air matanya ketika membaca coretan demi coretan diary yuri. Semua berisi tentang jessica. Dimana yuri merelakan jawaban yang sebenarnya ia tahu. Tapi ia merelakan jessica yang memenangkan itu. Saat yuri memberi dispensasi di acara camping terhadap jessica. Sampai hal-hal kecil.
“Mr.park bisa kita ke pelabuhan jindo sebentar saja…”
Jessica melihat sekeliling lautan biru itu. Ia menahan air matanya. “Andai aku tahuu lebih awal yul… andai…” jessica melihat sesuatu ditepi bebatuan koral disekitar pelabuhan. Ia mendekati benda itu dan mengambilnya perlahan.
Kotak pink kecil yang menurut jessica imut itu dibukanya perlahan. Ia menemukan cincin putih dimana didalamnya terdapat ukiran namanya. “Yul…”
“Kau menyiapkan ini?”gumamnya. Jessica tak bisa menahan emosinya ia menangis. Ia menangis karna semuanya sudah terlambat. Sangat terlambat..
“Yuri-yaa gomawoo..walaupun ini terlambat…kau akan selalu berada disini..”jessica mengenakan cincin itu. Dan pergi meninggalkan pelabuhan itu. Ia menyadari ia takkan bisa mengulang waktu ituu lagi. Ia hanya bisa mengenangnya dan menjaganya didalam hatinya selamanya…
_______
oke thx wkwk gaje? maaf yaa..
Udah lama gak updatee..
Sekali updatee berbauu kematian lagi…
Btw cerita ini terinspirasi sama jung changwoo yang meninggal karna insiden itu..
Juga dengan lagunya akdong musician yang “melted”.
So…thx for reading guyss…
Hmm..selama hiatus aku ngebaca ff yang lainnya. Bagus baguss lanjutkann yulsic shipper hahaha *BESOKNYA KELUAR DATING JESSICA* -,______-